I. WONG URIP NGERTI URIPE.......II. WONG URIP ISO MATI SAKJRONING URIP.......III. WONG URIP ISO MBALIK NANG SING GAWE URIP

Minggu, 12 Desember 2010

Pusaran 'energi-ketaqwaan' di 'central-canal' sumsum tulang-belakang



subhanallah.....,
Segala Puji hanya bagi Allah,
Tuhan Semesta Alam.

"Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya" (2: 45, 46).
"Barangsiapa menghendaki kemulyaan, maka (dalam gengaman) Allah-lah semua kemuyaan itu.KepadaNya-lah naik perkataan-perkataan (puja-pujian) yang baik.Dan amal shaleh menaikkannya (menunjangnya)" (Faathir: 10).



Khusyu' (yang sebenar-benarnya) itu nyata dan bukan hanya 'sekedar merasa', tapi harus terus-menerus dinaikkan kwalitasnya sampai betul-betul dapat dirasakan secara nyata tahapan-tahapannya.
Khusyu' sangatlah penting, tanpa ke-khusyu'-an maka hubungan 'yang diciptakan' (manusia) dengan 'Yang Menciptakan' dapat dikatakan gagal, sehingga manusia-nya tidak akan mampu menemui Tuhannya karena tidak mau mencari dan menemukan jalan kembali kepada Tuhannya.
Perjuangan meraih 'khusyu'-yang sebenar-benarnya' mutlak harus dilakukan agar hubungan kita dengan Allah tercapai, sehingga sholat menjadi tindakan yang penuh makna dan jelas, tidak hanya 'ala-kadarnya'.
Sholat (juga bertasbih) merupakan tolok-ukur posisi ketaqwaan kita dan itu dapat dirasakan secara nyata, sehingga dalam merajut masa depan yang lebih baik di "Hari Kemudian" juga jelas, bukan seperti orang buta yang berjalan di hutan belantara.




Pancaran 'Energi Ketaqwaan'
Khusyu' dikatakan nyata karena memang terasa ditubuh.
Subhanallah...segala puji bagi Yang Maha Pemurah dan Pengasih, dengan 'hanya' mengagungkanNya melalui puja-pujian yang ikhlas dan pasrah serta didukung keimanan yang benar dan tangguh serta kesalehan (adiluhung), hati sanubari akan memancarkan 'energi-ketaqwaan'.
'Energi-ketaqwaan' ini disalurkan melalui aliran darah dan untaian-untaian saraf-saraf menuju ruas-ruas tulang belakang dan bermuara di grey-matter mengelilingi 'central-canal' yang ada di sumsum tulang belakang.
Dalam perjalanannya, sudah tentu energi tersebut menemui hambatan-hambatan yang mereduksi intensitasnya (hambatan yang terjadi ini identik dengan 'dosa/kesalahan' yang pernah dilakukan).
Apabila hambatan-hambatan yang ada melebihi kekuatan 'energi-ketaqwaan', maka 'energi-ketaqwaan' tersebut akan 'habis' sebelum sampai tujuannya.Untuk itu perlu usaha yang 'istiqomah' agar 'energi-ketaqwaan' dapat secara insten terpancar, sehingga lambat laun hambatan-hambatan yang sebesar apapun dapat 'dihancurkan' dan 'energi-ketaqwaan' dapat sampai ketujuannya.





CENTRAL CANAL & VENTRICAL CANAL
Central-canal adalah lobang bulat yang terdapat di grey-matter sumsum tulang belakang, perlu diketahui pada sumsum tulang belakang terdapat 2 'materi', yaitu 'white-matter' dan 'grey-matter' – 'grey-matter' ada

didalam 'white-matter',

jadi dapat dikatakan:

'grey-matter' merupakan materi terdalam dari sumsum tulang belakang).
Dipusat grey-matter inilah central-canal berada, menyerupai tabung yang dimulai dari bagian terbawah tulang-sulbi (coccyx/tail bone/tulang ekor) keatas sampai cerebellum (otak belakang-pusat saraf motorik).
Di grey-matter (dan white-matter) terdapat jutaan simpul-simpul saraf otonom dan pembuluh-pembuluh darah yang terkoneksi dengan organ-organ otonom, seperti reproduksi, pencernaan, jantung, paru-paru, liver dllnya.
Jutaan simpul-simpul saraf otonom tersebut 'menempel' di dinding central-canal untuk 'menyalurkan' energi-ketaqwaan yang 'dihantarkannya'.

Dari otak-belakang, 'canal' berubah bentuk menjadi melebar 'tidak beraturan' dan dinamakan ventrical-canal.
'Saluran' ventrical-canal terus keatas masuk ke sistim-limbik yang berada di-tengah-tengah neo-korteks.
Ventrical-canal terkoneksi dengan jutaan saraf-saraf yang ada di neo-korteks, oleh sebab itu kelancaran energi-ketaqwaan yang tersalurkan dari central-canal dan masuk ke ventrical-canal sangat dipengaruhi oleh impuls-impuls gelombang pikiran, bahkan seringkali menyebabkan 'kebuntuan'.
Dalam sistim meditasi, apabila energi telah sampai ke ventrical-canal berarti masuk di 'cakra' ke 6 dan berlanjut ke 'cakra' 7.

Pusaran energi-ketaqwaan dan kaitannya dengan sulbi
Setidaknya ada 2 pertanyaan yang terlintas dipikiran, yaitu:
1. Kenapa energi-ketaqwaan menuju ke sumsum tulang belakang ?, dan2. Kenapa disebut pusaran energi ?

Energi-ketaqwaan alirannya menuju sumsum tulang belakang karena:
Di sumsum tulang belakang terdapat 1 sel induk yang merupakan cikal-bakal manusia dan terletak dipangkal-bawah sulbi.
Sel induk ini merupakan 1 sel hasil pembuahan antara 1 sel sperma (dari jutaan yang terpancar) dengan sel telur.
Sel induk inilah yang pertama kali membelah, yang kemudian pembelahan terlaksana secara 'estafet' terus-menerus sampai menjadi janin – bayi – anak – remaja – dewasa.
(Baca tulisan terdahulu: "Pembentukan janin berawal dari sulbi/coccyx/tail bone").

Disebut pusaran energi karena energi-ketaqwaan yang masuk ke central-canal akan berputar kencang keatas, kenapa ?
(catatan: dalam sistim meditasi & yoga, energi yang berputar ini dinamakan 'kundalini', yang secara umum berarti: melingkar spt ular)
Central-canal adalah saluran yang berbentuk tabung, dari sulbi terus keatas sampai ke otak dan sistim limbic.
Saluran berbentuk tabung tersebut dimulai dari bawah, yaitu dari satu titik sel-induk.
Jadi dapat disimpulkan (dan dibayangkan) central-canal merupakan saluran berbentuk tabung yang ujung bawahnya sangat runcing (dan 'buntu'), sedangkan ujung atasnya 'terbuka'.
Tabung yang bentuknya demikian, apabila 'dimasuki' energi yang merata melalui dinding-dindingnya, maka gelombang energi yang masuk akan berputar kencang keatas dengan putaran berbentuk helix.

Sekali lagi karena keterbatasan waktu (sekarang menjelang jam 2 malam), saya akhiri dulu ulasan saya ini.Semoga bermanfaat untuk mempertebal keimanan dan ketaqwaan, maaf apabila ada yang tidak berkenan.







Terimakasih dan wassalam.

Disusun oleh : adiluhung nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar